Seorang pedagang beras mengajari anaknya membedakan antara beras yang baik dan yang kurang baik. Sang anak telah diajari selama seminggu.
Setelah seminggu ketika ayahnya pergi ada seorang tengkulak yang mau menjual 20 ton berasnya kepada dia. Dia ragu-ragu ketika memutuskan hendak membeli, setelah menimbang-nimbang melihat kualitas berasnya ia memutuskan membeli dengan harga Rp 4500/kg.
Ketika ayahnya kembali dan ia menceritakan pengalamannya, ayahnya berkata , "Nak, beras itu paling hanya berharga Rp 4000/kg sehingga ia telah rugi Rp 10 juta dalam sekejap.
Mungkin pilihan yang kita ambil bukanlah yang terbaik, tetapi kita harus menjalani dan belajar dari pilihan-pilihan buruk kita.
Dalam permainan kartu yang disebut hidup ini, orang main dengan kartu yang ada di tangannya sekuat daya kemampuannya.
Kita tidak bisa memilih mau main atau tidak. Itu bukan pilihannya. Kita harus main. Pilihan itu adalah caranya.
Setelah seminggu ketika ayahnya pergi ada seorang tengkulak yang mau menjual 20 ton berasnya kepada dia. Dia ragu-ragu ketika memutuskan hendak membeli, setelah menimbang-nimbang melihat kualitas berasnya ia memutuskan membeli dengan harga Rp 4500/kg.
Ketika ayahnya kembali dan ia menceritakan pengalamannya, ayahnya berkata , "Nak, beras itu paling hanya berharga Rp 4000/kg sehingga ia telah rugi Rp 10 juta dalam sekejap.
Mungkin pilihan yang kita ambil bukanlah yang terbaik, tetapi kita harus menjalani dan belajar dari pilihan-pilihan buruk kita.
Dalam permainan kartu yang disebut hidup ini, orang main dengan kartu yang ada di tangannya sekuat daya kemampuannya.
Kita tidak bisa memilih mau main atau tidak. Itu bukan pilihannya. Kita harus main. Pilihan itu adalah caranya.
No comments:
Post a Comment